Gelorakan SEMANGATMU !!! ( Part 1 )

Umat Islam adalah umat yang banyak memberi, melahirkan, berbakti, dan menghasilkan. Ia mempersembahkan keagungan dalam sejarah. Orang yang mengatakan umat Islam mandul, sebenarnya ia hanya menghayal saja.

Allah berfirman :
...كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ 
"Kami adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia." (Ali-Imran: 110)

    Bagaimana tidak, bukankah para Nabi dan Salafusshalih telah membukakan jaran menuju keagungan dan cita-cita yang begitu tinggi bagi mereka?

    Nabi Ibrahim, yang dikenal sebagai Bapak Tauhid, melewati sebuah bangkai dilaut di gigit binatang buas. Lalu ia berkata dalam hatinya, "Ya Rabb, bagaimana Engkau kumpulkan bangkai ini setelah dicabik-cabik binatang buas?" 

Kemudian Nabi Ibrahim bertanya kepada Allah.
...كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ...
"Ya Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang mati?" (Al-Baqarah: 260)

    Nabi Ibrahim berkata, "Saya tahu sesungguhnya Engkau menghidupkan orang-orang yang telah mati. Namun bagaimana caranya Engkau menghidupkannya?"

Maka Allah berfirman, "Apakah kamu belum percaya?" (Al-Baqarah: 260)

    Sebenarnya Nabi Ibrahim AS. tidaklah ragu. Oleh sebab itu ia berkata, "Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya." (Al-Baqarah: 260)

    Dan memang, bagi manusia, melihat benda dengan mata kepala sendiri, lebih jelas daripada hanya membayangkannya dalam benak.

    Ibrahim menjawab, "Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya." (Al-Baqarah: 260)

    Lalu Allah memerintahkannya mengambil empat ekor jenis burung. Maka diambilnya empat ekor burung dan dipotongnya kepada burung-burung itu. Ia pisah-pisahkan daging, tulang, dan bulunya, kemudian dicampur-aduknya. Selanjutnya diambilnya kepada setiap burung, lalu di letakkannya di atas gunung.

    Allah berfirman, "Sesudah itu panggillah dia, niscaya dia akan datang kepada kamu dengan segera." (Al-Baqarah 260)

    Maka Nabi Ibrahim turun lalu memanggil burung-burung tadi. Sehingga, datanglah kepala-kepala burung itu dan tersusun beserta jasad-jasadnya tanpa kehilangan arah atau salah menempati tubuhnya.

Kemudian Allah berfirman, "Bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah: 260)

    Nabi Ibrahim mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Cita-cita Nabi Ibrahim AS. dalam peristiwa ini adalah ia ingin bertambah yakin, bertambah iman, dan bertambah kokoh. Karenanya, rasa malu kepada Allah tidak menghalanginya meminta bukti dalam masalah-masalah seperti ini.

Nabi Musa AS. adalah seorang yang bertul-betul pemberani. Cita-citanya begitu tinggi.

    Allah telah berbicara dengannya. Namun ia tidak merasa cukup dengan hal itu. Ia bahkan sampai meminta kepada Allah agar bisa melihat-Nya. Ia pun berkata,

...رَبِّ اَرِنِي انزُ اِلَيكَ...
"Ya Rabbku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau." (Al-A'raf: 143)

Ia katakan itu karena sangat rindu ingin sekali melihat Khaliq-nya. Maka Allah berfirman,
...لَن تَرَنِى...
"Kamu sekali-kali tidak akan sanggup untuk melihat-Ku." (Al-A'raf: 143)

    Dalam golongan Mu'tazilah ( kelompok yang menyimpang dari ajaran Ahlussunnah ) menafsirkan kata "lan" pada ayat di atas dengan "tidak akan pernah" untuk maksud selama-lamanya. Artinya, bahwa Nabi Musa tidak akan pernah melihat-Nya baik didunia maupun di akhirat. Oleh karena itulah mereka menafikan melihat Tuhan.

    Ibnu Malik, seorang pakar ilmu Nahwu pengarang "Al-Alfiyyah" membantah Mu'tazilah, dengan menukil ucapan seorang penyair ;

    "Siapa saja yang menganggap ungkapan negatif dengan lan 'tidak akan pernah' itu untuk selama-     lamanya. Tolaklah pendapatnya dan petiklah yang lainnya."

Ia katakan, "Tolak perkataan orang itu dan petiklah yang lainnya."

Cita-cita kuat Nabi Musa AS. untuk melihat Allah dijawab oleh-Nya:

...لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي...
"Kamu sekali-kali tidak akan sanggup untuk melihat-Ku, namun lihatlah ke bukti itu. Maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." (Al-A'raf: 143)

    Allah menampakkan diri kepada gunung itu, sehingga gunung itu benar-benar hancur luluh. Nabi Musa pun akhirnya pingsan.

    Setelah beberapa saat berlalu, ia pun siuman dan bangkit seraya berkata, "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim."

    Rasul kita Nabi Muhammad SAW adalah perkataan beliau bahwa wasilah yang umatnya minta untuk Nabi Muhammad SAW dalam doa mereka, merupakan derajat kemuliaan di surga, dan diperuntukkan hanya kepada satu orang saja, "Dan aku berharap itu adalah aku."

    Beliau adalah orang yang memiliki kedudukan terpuji. Itulah kedudukan teragung dalam sejarah kemanusiaan. Ketika Allah mengumpulkan semua orang dari sejak Adam hingga manusia terakhir, tidak ada seorang pun yang bisa berbicara baik itu raja-raja di dunia, malaikat-malaikat, rasul-rasul, maupun para syuhada'.

    Lalu Nabi Muhammad SAW sujud dibawah 'Arsy. Kemudian Allah berfirman ,"Angkatlah kepalamu; mintalah wasilah, niscaya engkau akan diberi; dan mintalah syafa'at, niscaya keselamatan untuk umatnya. Nabi Muhammad SAW meminta kepada Allah ketentuan qadha' yang baik.

    Keinginan-keinginan kuat Rasulullah SAW itu melampaui masa, menembus suara, dan terhimpun dalam kumpulan-kumpulan sejarah.

    Beliau di Madinah tinggal dirumah tanah liat. Nabi bersabda, "Kemarin aku melihat Allah menghimpunkan bumi untukku, sehingga aku melihat timur dan baratnya; dan aku melihat bahwa kerajaan umatku mencepai luasnya bumi yang dihimpunkan untukku itu." ( HR. Muslim: 2889 )

    Ya. Kerajaan umatnya benar-benar telah mencapai perbatasan China di dataran tinggi Tibet. Para pengikutnya shalat disekitar sungai Al-Lawwar. Mereka telah sampai ke Tirmidz, Taskhent, dan Samarqand.

    Agama, syariat, dan negara Nabi Muhammad SAW pun tampak berjaya. Saat persiapan perang Khandaq, dalam keadaan sangat lapar, beliau menindihkan dua buah batu di atas perutnya. Lalu dia turun dan memukul sebuah batu besar di atas parit itu. Para pahlawan telah lelah, lalu belau mengobarkan semangat mereka, dengan bersabda, "Allahu Akbar! Aku melihat istana Kisra (gelar raja Persia). Kelak akan ditaklukan Allah untukku."

    Orang-orang munafik menertawakan dan mengatakan, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya." (Al-Ahzab: 12). "Bagaimana mungkin istana Kisra akan dibukakan untuk orang-orang yang hanya untuk pergi mengembara saja tidak berani?"

    Lalu Nabi memukul pukulan kedua, sehingga ada yang berkilau seperti kilat. Nabi pun bersabda, "Aku diperlihatkan istana Kaisar (gelar raja Romawi). Kelak akan dibukakan Allah untukku."

    Sungguh benar Nabi Muhammad SAW karena, para sahabatnya, bukan orang lain, telah menaklukkan istana tersebut setelah beberapa tahun saja sejak wafat beliau.

    Nabi Muhammad SAW menjawab, "Aku melihat beberapa orang dari umatku mengarungi lautan seperti para raja dengan baju besi yang kuat."

    Lalu wanita itu berkata, "Berdoalah kepada Allah agar aku dijadikan-Nya termasuk di antara mereka." Nabi Muhammad SAW bersabda, "Engkau termasuk di antara mereka."

    Kemudian beliau tidur lalu melihat mimpi yang lain lagi. Beliau menceritakan mimpinya kepada wanita itu. Lalu wanita itu berkata, "Berdoalah kepada Allah agar aku dijadikan-Nya termasuk di antara mereka."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Engkau bersama orang-orang yang lebih dahulu."

    Selanjutnya di masa Yazid bin Mu'awiyah, wanita tersebut mengarungi lautan bersama pasukan yang hendak menaklukan Kostantinopel. Lalu wanita itu mati syahid di lautan itu.

أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنتُمْ لَا تُبْصِرُونَ
"Maka, apakah ini sihir ataukah kamu tidak melihat?." (At-Thur: 15)

    Kini simaklah kisah Abu Bakar As-Shiddiq. Dia selalu berada di barisan yang paling pertama dan benar-benar tidak bisa dikalahkan. Dia serahkan seluruh harta kekayaannya di jalan Allah untuk kaum muslimin.

    Nabi Muhammad SAW besabda dalam hadits shahih, "Sesungguhnya surga memiliki delapan pintu. Maka, barangsiapa yang termasuk orang yang sering bersedekah, ia akan dipanggil dari pintu sedekah."

    Abu Bakar bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah bisa seseorang dipanggil dari kedelapan pintu itu?" Nabi menjawab, "Ya, dan saya berharap engkau termasuk di antara mereka."

    Ini merupakan cita-cita tinggi yang menjadikan Abu Bakar segera bertanya seperti ini. Sebab, ia tahu dari dirinya sendiri bahwa ia akan mencapai satu-dua pintu hingga kedelapan pintu itu.

Langganan via Email...

0 Response to "Gelorakan SEMANGATMU !!! ( Part 1 )"

Post a Comment